Selasa, 16 Juni 2015

Peran Tokoh Agama Dalam Inisiasi Menyusui Dini



BAB 1
PENDAHULUAN

1.1     Latar belakang
Tokoh-tokoh masyarakat (tokoh agama, tokoh masyarakat dan tokoh adat) mempunyai kedudukan dan pengaruh besar di tengah-tengah masyarakatnya, karena mereka memiliki keunggulan, baik dalam ilmu pengetahuan, jabatan, keturunan dan lain sebagainya. Tokoh masyarakat informal adalah pemimpin informal dalam masyarakatnya yang diangkat dan ditunjuk atas kehendak dan persetujuan dari masyarakatnya. Tokoh masyarakat informal yang dimaksud adalah tokoh-tokoh masyarakat yang mempunyai integritas tinggi, memegang teguh pendapat dan keyakinannya, tetapi terbuka untuk bisa menerima perbedaan secara bijaksana. Selain diharapkan memiliki pengaruh terhadap masyarakatnya, secara kultural mereka juga diharapkan memiliki kekuatan nyata yang bisa menggerakkan orang untuk sebuah tujuan mulia, yakni: membangun saling pengertian, kebersamaan, kerjasama dan solidaritas intern serta ekstern.
Menyusui bayi di Indonesia sudah menjadi budaya namun praktik pemberian (ASI) masih jauh dari yang diharapkan. Menurut Survei Demografi Kesehatan Indonesia 2007 hanya 10% bayi yang memperoleh ASI pada hari pertama, yang diberikan ASI kurang dari 2 bulan sebanyak 73%, yang diberikan ASI 2 sampai 3 bulan sebanyak 53% yang diberikan ASI 4 sampai 5 bulan sebanyak 20% dan menyusui eksklusif sampai usia 6 bulan sebanyak 49% (WHO,2007).
Suatu hasil penelitian di Ghana yang dipimpin Dr. Karen Edmond hampir 11.000 bayi dipublikasikan di Pediatrics menunjukkan bahwa 16% kematian bayi dapat dicegah melalui pemberian air susu ibu (ASI) pada bayi sejak hari pertama kelahirannya. Angka ini naik menjadi 22%, jika pemberian ASI dimulai dalam 1 jam pertama setelah kelahirannya (Roesli, 2008, p.7). ASI adalah asupan gizi yang terbaik untuk melindungi dari infeksi pernafasan, diare, alergi, sakit kulit, asma, obesitas juga membentuk perkembangan intelegensia, rohani, perkembangan emosional. Hasil telaah dari 42 negara menunjukkan bahwa ASI eksklusif memiliki dampak terbesar terhadap penurunan angka kematian Balita yaitu 13%, dibanding intervensi kesehatan masyarakat lainnya (Roesli, 2008, p.50-55).
Di Indonesia diperkirakan bahwa 20 bayi meninggal setiap jam sebelum mencapai usia 1 tahun. Hampir setengah dari kematian bayi ini terjadi pada masa neonatal yaitu pada bulan pertama kelahiran, dimana bayi sangat rentan terhadap kesakitan dan kematian. Hanya 3,7% bayi di indonesia disusui dalam 1 jam pertama setelah kelahiran, dan angka kematian bayi masih relatif tinggi yaitu 35 per 1000 kelahiran hidup (Survey Demografi Kesehatan Indonesia 2002-3). Angka ASI Eksklusif masih rendah yaitu hanya 7,8% di antara bayi-bayi yang diberi ASI sampai 6 bulan. Pemberian ASI dikenal sebagai salah satu yang memberikan pengaruh yang paling kuat terhadap kelangsungan hidup anak, pertumbuhan dan perkembangan. Inisiasi menyusui dini dalam 1 jam pertama dapat mencegah 22% kematian bayi di bawah umur 1 bulan di negara-negara berkembang. Lebih jauh lagi, pencapaian 6 bulan ASI Eksklusif bergantung pada keberhasilan inisiasi dalam 1 jam pertama. Keterlibatan tenaga kesehatan dalam pertolongan persalinan adalah kunci tercapainya inisiasi menyusu dini (JNPK-KR, 2008, p.1).
Jika tokoh agama sebagai suatu tokoh yang memegang peranan penting dalam lingkungan masyarakat, lalu apa peran tokoh agama dalam inisiasi menyusui dini?. Hal ini lah yang melatarbelakangi kami dalam penyusunan makalah ini.

1.2     Tujuan Penulisan
1.         Tujuan Umum
     Meningkatkan kemampuan mahasiswi dalam pendekatan sosial budaya dalam praktek kebidanan
2.         Tujuan Khusus
a.       Menambah wawasan para mahasiswi mengenai materi yang dibahas dalam makalah ini.
b.      Mengembangkan pemahaman para mahasiswi tentang peran tokoh agama dalam sosialisasi inisiasi menyusui dini.
c.       Meningkatkan keterampilan para Mahasiswa dalam membuat makalah.




























BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1     Pengertian Peran
Istilah peran dalam “Kamus Besar Bahasa Indonesia” mempunyai arti pemain sandiwara (film), tukang lawak pada permainan makyong, perangkat tingkah yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan di masyarakat.
Pengertian peran menurut Soerjono Soekanto (2002:243), yaitu peran merupakan aspek dinamis kedudukan (status), apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka ia menjalankan suatu peranan. Dari hal diatas lebih lanjut kita lihat pendapat lain tentang peran yang telah ditetapkan sebelumnya disebut sebagai peranan normatif. Sebagai peran normatif dalam hubungannya dengan tugas dan kewajiban dinas perhubungan dalam penegakan hukum mempunyai arti penegakan hukum secara total enforcement, yaitu penegakan hukum secara penuh, (Soerjono Soekanto 1987: 220).
Peran merupakan aspek dinamis dari kedudukan (status) yang dimiliki oleh seseorang, sedangkan status merupakan sekumpulan hak dan kewajiban yang dimiliki seseorang apabila seseorang melakukan hak-hak dan kewajiban-kewajiban sesuai dengan kedudukannya, maka ia menjalankan suatu fungsi.
Hakekatnya peran juga dapat dirumuskan sebagai suatu rangkaian perilaku tertentu yang ditimbulkan oleh suatu jabatan tertentu. Kepribadian seseorang juga mempengaruhi bagaimana peran itu harus dijalankan. Peran yang dimainkan hakekatnya tidak ada perbedaan, baik yang dimainkan / diperankan pimpinan tingkat atas, menengah maupun bawah akan mempunyai peran yang sama
Peran merupakan tindakan atau perilaku yang dilakukan oleh seseorang yang menempati suatu posisi di dalam status sosial, syarat-syarat peran mencangkup 3 (tiga) hal, yaitu :
1.            Peran meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat. Peranan dalam arti ini merupakan rangkaian peraturan-peraturan yang membimbing seseorang dalam kehidupan kemasyarakatan.
2.            Peran adalah suatu konsep perilaku apa yang dapat dilaksanakan oleh individu-individu dalam masyarakat sebagai organisasi. Peran juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu, yang penting bagi struktur sosial masyarakat.
3.            Peran adalah suatu rangkaian yang teratur yang ditimbulkan karena suatu jabatan. Manusia sebagai makhluk sosial memiliki kecenderungan untuk hidup berkelompok. Dalam kehidupan berkelompok tadi akan terjadi interaksi antara anggota masyarakat yang satu dengan anggota masyarakat yang lainnya. Tumbuhnya interaksi diantara mereka ada saling ketergantungan. Dalam kehidupan bermasyarakat itu munculah apa yang dinamakan peran (role).

Peran merupakan aspek yang dinamis dari kedudukan seseorang, apabila seseorang melaksanakan hak-hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya maka orang yang bersangkutan menjalankan suatu peranan.
Dari beberapa pengertian diatas, penulis menyimpulkan bahwa peran adalah suatu sikap atau perilaku yang diharapkan oleh banyak orang atau sekelompok orang terhadap seseorang yang memiliki status atau kedudukan tertentu. Berdasarkan hal-hal diatas dapat diartikan bahwa apabila dihubungkan dengan dinas perhubungan, peran tidak berarti sebagai hak dan kewajiban individu, melainkan merupakan tugas dan wewenang dinas perhubungan.

2.2     Peran Tokoh Agama
Sebagai pewaris para nabi peran dan tanggung jawab tokoh agama menurut Umar Hasyim dalam bukunya mencari ulama pewaris para nabi adalah :
1. Sebagai da’i dan penyiar agama Islam,
2. Sebagai pemimpin rohani
3. Sebagai pengemban amanah Allah
4. Sebagai pembina umat
5. Sebagai penuntun umat
6. Sebagai penegak kebenaran

2.3     Inisiasi Menyusu Dini
1.      Definisi
Inisiasi menyusu dini (early initiation) atau permulaan menyusu dini adalah bayi mulai menyusu sendiri setelah lahir. Cara bayi melakukan inisiasi menyusu dini dinamakan the breast crawl atau merangkak mencari payudara (Roesli, 2008, p.3). Jika bayi baru lahir segera dikeringkan dan diletakkan di perut ibu dengan kontak kulit ke kulit dan tidak dipisahkan dari ibunya setidaknya satu jam, semua bayi akan melalui lima tahapan perilaku (pre-feeding behaviour) sebelum ia berhasil menyusui (Saleha, 2009, p.28).
2.      Keuntungan Inisiasi Menyusu Dini Bagi Ibu dan Bayi
a.       Keuntungan kontak kulit dengan kulit untuk bayi (JNPK-KR, 2008,p.1-2)
b.      Mengoptimalkan keadaan hormonal ibu dan bayi
c.       Kontak memastikan perilaku optimum menyusu berdasarkan insting dan bisa diperkirakan :
1)      Menstabilkan pernapasan
2)      Mengendalikan temperatur tubuh bayi
3)      Memperbaiki atau mempunyai pola tidur yang lebih baik
4)      Mendorong ketrampilan bayi untuk menyusu yang lebih cepat dan efektif
5)      Meningkatkan kenaikan berat badan (kembali ke berat lahirnya lebih cepat)
6)      Meningkatkan antara hubungan ibu dan bayi
7)      Tidak perlu banyak menangis selama satu jam pertama
8)      Menjaga kolonisasi kuman yang aman dari ibu di dalam perut bayi sehingga memberikan perlindungan terhadap infeksi
9)      Bilirubin akan lebih cepat normal dan mengeluarkan mekonium lebih cepat sehingga menurunkan kejadian ikterus bayi baru lahir
10)  Kadar gula dan parameter biokimia lain yang lebih baik selama beberapa jam pertama hidupnya
d.   Keuntungan kontak kulit dengan kulit untuk ibu
1)      Merangsang produksi oksitosin dan prolaktin pada ibu
2)      Oksitosin :
a)      Membantu kontraksi uterus sehingga perdarahan pasca persalinan lebih rendah
b)      Merangsang pengeluaran kolostrum
c)      Penting untuk kelekatan hubungan ibu dan bayi
d)     Ibu lebih tenang dan lebih tidak merasa nyeri pada saat plasenta lahir dan prosedur pasca persalinan lainnya
3)   Prolaktin :
a)      Meningkatkan produksi ASI
b)      Membantu ibu mengatasi stress. Mengatasi stress adalah fungsi oksitosin.
c)      Mendorong ibu untuk tidur dan relaksasi setelah bayi selesai menyusu
d)     Menunda ovulasi
3.   Keuntungan menyusu dini untuk bayi
a)      Makanan dengan kualitas dan kuantitas optimal agar kolostrum segera keluar yang disesuaikan dengan kebutuhan bayi
b)      Memberikan kesehatan bayi dengan kekebalan pasif yang segera kepada bayi. Kolostrum adalah imunisasi pertama bagi bayi 18
c)      Meningkatkan kecerdasan
d)     Membantu bayi mengkoordinasikan hisap, telan dan napas
e)      Meningkatkan jalinan kasih sayang ibu-bayi
f)       Mencegah kehilangan panas
g)      Merangsang kolostrum segera keluar
4.   Keuntungan menyusu dini untuk ibu
a)      Merangsang produksi oksitosin dan prolaktin
b)      Meningkatkan keberhasilan produksi ASI
c)      Meningkatkan jalinan kasih sayang ibu-bayi
5.   Memulai menyusu dini akan :
a)      Mengurangi 22% kematian bayi berusia 28 hari kebawah
b)      Meningkatkan keberhasilan menyusui secara eksklusif dan meningkatkan lamanya bayi disusui
c)      Merangsang produksi susu
d)     Memperkuat reflek menghisap bayi. Reflek menghisap awal pada bayi paling kuat dalam beberapa jam pertama setelah lahir





















BAB III
PEMBAHASAN

 

3.1        Keterkaitan Peran Tokoh Agama Dalam Sosialisasi Inisiasi Menyusu Dini
Peranan dan fungsi Tokoh Masyarakat, Umat Beragama dan Lembaga Kerukunan yang meliputi pemeliharaan kedamaian, rukun dalam masyarakat, taat hukum dan perundang-undangan, serta pelayanan kepada umat dilakukan oleh Lembaga keumatan selaku partner negara bersama seluruh masyarakat dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia. Pemberian ASI dari sudut pandang agama dianggap penting untuk mempertajam dakwah yang dilakukan ustadz dan ustadzah terhadap para jamaahnya.
Peran tokoh agama sebagai da’I dan penyiar agama, penuntun umat, serta pembina umat manusia memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan bermasyarakat. Nasihat dan tindakan para tokoh masyarakat dan pemuka agama selalu memiliki pengaruh dalam masyarakat. Peran mereka dalam manyebarluaskan berbagai kebajikan, ilmu yang berguna, dan ajaran yang berlaku begitu besar. Dalam hal ini tokoh agama memberikan pengetahuan mengenai inisiasi menyusui dini tentang informasi yang lebih lengkap mengenai pemberian ASI, memamparkan bahaya pemberian formula, serta menekankan kembali anjuran pemberian ASI dari sudut pandang agama yang kini masih kurang dipahami oleh masyarakat.seoerti yang kita ketahui, bahwa kebanyakan masyarakat lebih percaya pada perkataan tokoh agama/tokoh masyarakat yang dihormati dibandingkan dengan perkataan tenaga kesehatan atau ahli laktasi.
Para ustadz dan ustadzah sering berhadapan langsung dengan masyarakat dan dipercaya untuk menjawab berbagai pertanyaan, termasuk mengenai menyusui. Melalui mereka, diharapkan informasi mengenai pentingnya pemberian ASI eksklusif bisa sampai ke lapisan masyarakat yang lebih luas,  peran serta tokoh agama sebagai salah satu pendukung pemberian ASI eksklusif diharapkan dapat menjadi salah satu kunci keberhasilan menyusui, karena mereka dapat meyakinkan nilai kebaikan dari pemberian ASI dari sisi syariah kepada para jamaahnya.
dr. Sri Kusuma Hartani mengatakan di Indonesia perilaku sadar ASI Eksklusif tidak hanya tergantung dari kaum ibu saja. Dukungan dari suami, orang tua, dan lingkungan sekitar juga penting untuk dapat menciptakan perubahan perilaku. Demikian pula dukungan dari tokoh agama yang dekat dengan keseharian masyarakat. Peran Ustadz dan Ustadzah untuk mengedukasi masyarakat mengapa ASI Eksklusif dan Inisiasi Menyusu Dini penting bagi tumbuh kembang bayi.
Inna Banani (ketua divisi edukasi AIMI) mengatakan diangkatnya tema ASI dari sudut pandang agama dianggap penting untuk mempertajam dakwah yang dilakukan ustadz dan ustadzah terhadap para jamaahnya.
Para ustadz dan ustadzah sering berhadapan langsung dengan masyarakat dan dipercaya untuk menjawab berbagai pertanyaan, termasuk mengenai menyusui. Melalui mereka, diharapkan informasi mengenai pentingnya pemberian ASI eksklusif bisa sampai ke lapisan masyarakat yang lebih luas," jelasnya peran serta tokoh agama sebagai salah satu pendukung pemberian ASI eksklusif diharapkan dapat menjadi salah satu kunci keberhasilan menyusui, karena mereka dapat meyakinkan nilai kebaikan dari pemberian ASI dari sisi syariah kepada para jamaahnya.












BAB IV
PENUTUP

4.1     Kesimpulan
Peran serta tokoh agama sebagai tokoh sentral yang memberikan pengaruh bagi masyarakat dapat menjadi salah satu pendukung pemberian ASI ekslusif. Dengan adanya keterlibatan tokoh agama dalam sosialisasi inisisasi menyusui dini ini diharapkan bisa menjadi salah satu kunci keberhasilan pemberian ASI dengan segala keajaibannya. Keajaiban ASI sebagaimana tercakup, bahkan diperintahkan dalam Al-Quran, dapat diteruskan oleh para ustadz-ustadzah dengan meyakinkan nilai kebaikan dari pemberian ASI dari sisi syariah, bahkan medis kepada para jamaah.

4.2  Saran
         Semoga para tokoh agama dapat berperan sebagai duta ASI untuk menjangkau kelompok masyarakat yang lebih luas, memberikan informasi dan pemahaman tentang ASI melalui pendekatan ajaran agama.















DAFTAR PUSTAKA

aimi-asi.org/siaran-pers-seminar-ustadz-dan-ustadzah/
digilib.unila.ac.id
eprints.uny.ac.id
repository.usu.ac.id
www.bimbingan.org-peran-tokoh-agama-dalam-masyarakat.html

                               











Tidak ada komentar:

Posting Komentar