KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepadat Tuhan Yang
Maha Esa yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami, sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Etikolegal
dalam Praktik Kebidanan dengan judul “Dilema Moral“, dalam penyelesaian makalah
ini, kami mendapat banyak bantuan oleh berbagai pihak. Untuk itu kami
mengucapkan terima kasih kepada :
1.
Dra.
Susilaningsih, M.Kes selaku dosen pembimbing
mata kuliah
Etikolegal dalam Praktik Kebidanan yang telah memberikan tugas makalah dan bantuan dalam
penyelesaian makalah ini.
2.
Orang tua
kami yang tidak pernah lelah memberikan motivasi dan doa dalam penyelesaian
makalah ini.
3.
Teman –
teman kelas IB yang telah memberikan motivasi dan saran-saran dalam
penyelesaian makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah
ini masih kurang sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak
yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah
selanjutnya.
Besar harapan kami semoga
makalah ini dapat bermanfaat sebagai informasi ataupun pengetahuan bagi pembaca
dan dapat menjadi literatur guna membantu siswa dalam belajar mata kuliah Etikolegal dalam Praktik Kebidanan.
Malang, 26 April 2015
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 2
1.3 Tujuan 2
BAB II PEMBAHASAN 3
2.1 Pengertian dilema
moral 3
2.2 Bentuk-bentuk dilema moral 4
2.3 Teori etika 4
2.4 Teori-teori
pengambilan keputusan 7
2.5 Pengambilan
Keputusan dalam menghadapi Dilema Moral
dalam Pelayanan Kebidanan 7
BAB III TINJAUAN KASUS 13
3.1 Contoh kasus 13
3.2 Penyelesaian masalah 14
BAB III PENUTUP 15
4.1 Kesimpulan 15
4.2 Saran 16
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Etika merupakan bagian dari
filosopil yang berhungan erat dengan nilai manusia dalam menghargai suatu
tindakan, apakah benar atau salah dan apakah penyelesaiannya baik atau buruk
(jones,1994).Moral merupakan pengetahuan atau keyakinan tentang adanya hal yang
baik dan buruk serta mempengeruhi sikap seseorng. Kesadaran tentang adanya baik
dan buruk berkembang pada diri seseorng seiring dengan pengaruh lingkungan,
pendidikan, sosial budaya, agama dsb, hal inilah yang disebut kesadaran moral
atau kesadaran etik. Moral juga merupakan keyakinan individu bahwa suatu adalah
mutlak baik atau buruk walaupun situasi berbeda.
Kesadaran moral erat kaitannya
dengan nilai-nilai, keyakinan seseorang dan pada prinsipnya semua manusia
dewasa tahu akal hal yang baik dan buruk, inilah yang disebut suara hati.
Perkambangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi berdampak pada perubahan pola
pikir manusia. Masyarakat semakin kritis sehingga terjadi penguatan tuntunan
terhadap mutu pelayanan kebidanan. Mutu pelayanan kebidanan yang baik perlu
landasan komitmen yang kuat dangan basis etik dan moral yang baik.
Dalam promosi kesehatan
seringkali bidan dihadapkan pada beberapa permasalahan yang dilematik, artinya
pengambilan keputusan yang sulit berkaitan dengan etika. Dilema muncul karena
terbentuk pada konflik moral, pertentangan batin atau pertentangan antara
nilai-nilai yang diyakinkan bidan dengan kenyataan yang ada.
1.2
Rumusan Masalah
a.
Apa pengertian etika dalam kebidanan?
b.
Apa pengertian dilema moral kehamilan, persalinan, dan KB?
c.
Bagaimana pengambilan keputusan yang etis ?
d.
Menjelaskan teori-teori pengambilan keputusan?
e.
Apa contoh kasus dalam dilemma moral?
f.
Bagaimana cara penyelesaian masalah dalam kasus dilema moral?
1.3
Tujuan
a.
Untuk mengetahui pengertian etika dalam kebidanan
b.
Untuk mengetahui pengertian dilema moral, kehamilan, persalinan,
dan KB.
c.
Untuk mengetahui pengambilan keputusan yang etis.
d.
Untuk mengetahui teori-teori pengambilan keputusan
e.
Untuk mengetahui contoh kasus dilemma moral.
f.
Untuk mengetahui cara penyelesaian masalah dalam kasus dilemma
moral.
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Pengertian
Etika merupakan bagian dari
filosofil yang berhubungan erat dengan nilai manusia dalam menghargai suatu
tindakan, apakah benar atau salah dan apakah penyelesaiannya baik atau buruk
(jones,1994). Moral merupakan pengetahuan atau keyakinan tentang adanya hal
yang baik dan buruk serta mempengeruhi sikap seseorang. Kesadaran tentang
adanya baik dan buruk berkembang pada diri seseorng seiring dengan pengaruh
lingkungan, pendidikan, sosial budaya, agama dsb, hal inilah yang disebut
kesadaran moral atau kesadaran etik. Moral juga merupakan keyakinan individu
bahwa suatu adalah mutlak baik atau buruk walaupun situasi berbeda.
Beberapa permasalahan
pembahasan etika dalam promosi kesehatan yang berkaitan dengan kebidanan adalah
sebagai berikut:
a.
Persetujuan dalam proses melahirkan.
b.
Memilih atau mengambil keputusan dalam pesalinan.
c.
Kegagalan dalam proses persalinan.
d.
Pelaksanaan USG dalam kehamilan.
e.
Konsep normal pelayanan kebidanan.
f.
Bidan dan pendidikan sex.
Ada beberapa masalah etik yang
berhubungan dengan teknologi, contohnya sebagai berikut:
a.
Perawatan intensif pada bayi.
b.
Skrining bayi.
c.
Transplantasi organ.
d.
Teknik reproduksi dan kebidanan.
Etika
berhubungan erat dengan profesi, yaitu:
a.
Pengambilan keputusan dan penggunaan etika.
b.
Otonomi bidan dan kode etik profesional.
c.
Etika dalam penelitian kebidanan.
d.
Penelitian tentang masalah kebidanan yang sensitif.
Perlu juga disadari bahwa dalam kebidanan seringkali muncul masalah
dimasyarakat yang berkaitan dengan etika dan moral, dilema serta konflik yang
dihadapi bidan sebagai praktisi kebidanan. Bidan dituntut berperilaku hati-hati
dalam setiap tindakannya dalam memberikan pelayanan kebidanan dengan
menampilkan perilaku yang etis profesional.
Dilema moral menurut Campbell adalah suatu keadaan dimana
dihadapkan pada dua alternatif pilihan, yang kelihatanya sama atau hampir sama
dan membutuhkan pemecahan masalah harus mengigat akan tanggung jawab
profesional, yaitu :
a. Tindakan selalu ditujukan untuk
peningkatan kenyamanan, kesejahtraan pasien atau klien.
b. Menjamin bahwa tidak ada
tindakan yang menghilangkan sesuatu bagian (omission), disertai rasa tanggung
jawab, memperhatikan kondisi dan keamanan pasien atau klien.
2.2 Pengambilan
Keputusan Yang Etis
a.
Ciri keputusan yang etis, meliputi:
1)
Mempunyai pertimbangan benar salah.
2)
Sering menyangkut pilihan yang sukar.
3)
Tidak mungkin dielakkan.
4)
Dipengaruhi oleh norma, situasi, iman, lingkungan sosial.
b.
Situasi
1)
Mengapa kita perlu mengerti situasi:
a)
Untuk menerapkan norma-norma terhadap situasi.
b)
Untuk melakukan perbuatan yang tepat dan berguna.
c)
Untuk mengetahui masalah-masalah yang perlu diperhatikan.
c. Kesulitan-kesulitan dalam mengerti situasi:
1)
Kerumitan situasi dan keterbatasan pengetahuan kita.
2)
Pengertian kita terhadap situasi sering dipengaruhi oleh
kepentingan, prasangka dan faktor-faktor subjektif lain.
d. Bagaimana kita memperbaiki pengertian kita tentang situasi:
1)
Melakukan penyelidikan yang memadai.
2)
Menggunakan sarana ilmiah dan keterangan parah ahli.
3)
Memperluas pandangan tentang situasi.
4)
Kepekaan terhadap pekerjaan.
5)
Kepekaan terhadap kebutuhan orang lain.
2.3 Teori-Teori Pengambilan Keputusan
a.
Teori Utilitarisme
Teori utilitarisme mengutamakan
adanya konsekuensi kepercayaan adanya kegunaan. Dipercaya bahwa semua manusia
mempunyai perasaan menyenangkan dan perasaan sakit. Ketika keputusan dibuat
seharusnya memaksimalkan kesenangan dan meminimalkan ketidaksenangan. Prinsip
umum dalam utilitarsme adalah didasari bahwa tindakan moral menghasilkan
kebahagiaan yang benar bila menghasilkan jumlah atau angka yang benar. Ada dua
bentuk teori utilitarisme, yaitu:
1)
Utilitarisme berdasarkan tindakan,
2)
Utilitarisme berdasar aturan.
Prinsip untilitarisme berdasar
tindakan adalah setiap tindakan ditujukan untuk keuntungan yang akan
menghasilkan hasil atau tingkatan yang lebih besar. Utilitarisme berdasar
aturan adalah modifikasi antara utilitarisme tindakan dan aturan moral, aturan
yang baik akan menghasilkan keuntungan yang maksimal. Tindakan individu
didasarkan atas prinsip kegunaan dan aturan moral,Tindakan dikatakan baik .
menurut filsuf johan stuart mill(1864), bahwa kesenangan dan kebahagiaan
dinilai secara kualitatif. Menurutnya “everebody to count for one,nobodiy to
count for more than one”, suatu perbuatan dinilai baik, jika kebahagiaan
melebihi ketidak bahagiaan. Tidak ada seorang pung yang tidak berguna bagi yang
lain. Kebahagiaan terbesar adalah milik semua orang. Menurut richard B. Brandt
bahwa perbuatan dinilai baik secara moral, jika sesuai dengan aturan moral yang
berlaku dan berguna pada suatu masyarakat.
b.
Teori deontology
Menurut immanuel kant
(1724-1804),sesuatu dikatakan baik dalam arti sesungguhnya adalah kehendak yang
baik, jika digunakan dengan baik oleh kehendak manusia, tetapi jika digunakan
dengan kehendak yang jahat, akan menjadi jelek sekali. Kehendak menjadi baik
jika bertindak karena kewajiban.karena seseorang bertindak karena motif tertetu
atau keinginan tertentu berarti disebut tindakan yang tidak baik. Bertindak
sesuai kewajiban, disebut legalitas. Menurut W.D Ross(1877-1971), setiap
manusia mempunyai intuisi akan kewajiban, semua kewajiban berlaku langsung pada
diri kita.kewajiban untuk mengatakan kebenaran merupakan kewajiban untuk,
termasuk kewajiban kesetiaan, ganti rugi,terima kasih, keadilan, berbuat baik
dsb. Contoh yang lain adalah bila berjanji harus ditepati, bila meminjam harus
dikembalikan dsb. Dengan memahami kewajiban akan terhindar dari keputusan yang
menimbulkan komplik atau dilema.
c.
Teori hedonism
Menurut Aristippos (433-355
SM), sesuai kodratnya setiap manusia mencari kesenangan dan menghindari
ketidaksenangan. Akan tetapi ada batas untuk mencari kesenangan. Hal yang
penting adalah menggunakan kesenangan dengan, dan tidak terbawa oleh
kesenangan. Menurut epikuros (341-270 SM) dalam menilai kesenangan (hedone)
tidak hanya kesenangan inderawi, tetapi kebebasan dari rasa nyeri, kebebasan
dari keresahan jiwa juga. Apa tujuan dari kehidupan manusia adalah kesenangan.
Menurut john locke (1632-1704), kita sebut baik bila meningkatkan kesenangan
dan sebaliknya dinamakan jahat kalau mengurangi kesenangan atau menimbulkan
ketidaksenangan.
d. Teori eudemonisme
Menurut falsuf Yunani
Aristoteles (383-322 SM) dalam buku Ethika Nikomakheia, bahwa dalam setiap
kegiatannya manusia mengejar suatu tujuan, ingin mencapai sesuatu yang biak
bagi kita. Seringkali kita mencari suatu tujuan untuk terakhir hidup manusia
adalah kebahagian (eudaimonia).Seseorang mampu mencapai tujuannyan jika mampu
menjalankan fungsinya denga baik, keunggulan manusia adalah akal dan budi.
Munusia mencapai kebahagian dengan menjalankan kegiatan yang rasional. Ada dua
macam keutamaan intelektual dan keutamaan moral.
2.4 Bentuk-bentuk
Dilema Moral
Menurut uchamp and Childress ada 2 bentuk
dilema moral:
a. Bila alternatif tindakan
sama kuat Bea
Terdapat alasan yang
sama kuat untuk melakukan tindakan atau tidak melakukan tindakan.
b. Bila
alternatif tindakan tidak sama kuat
Satu
tindakan dianggap “benar” dan tindakan lain dianggap “salah”.
2.5 Pengertian Kehamilan
Proses kehamilan
merupakan mata rantai yang berkesinambungan dan terdiri dari :
a.
Ovulasi
pelepasan ovum
b.
Terjadi
migrasi spermatozoa dan ovum
c.
Terjadi
konsepsi dan pertumbuhan zigot
d.
Terjadi
nidasi (implantasi) pada uterus
e.
Pelepasa
plasenta
f.
Tumbuh
kembang hasil konsepsi sampai aterm
Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, kehamilan
didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari s[ermatozoa dan ovum dan
dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi
hingga lahirnya bayi,kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu
atau 10 bulan lunar atau 9 bulan menurut kalender internasional.
Kehamilanterbagi atas 3 trimester, dimana trimester kesatu berlangsung dalam 12
minggu, trimester kedua 15 minggu (minggu 13 sampai ke-27), dan trimester
ketiga 13 minggu (minggu ke-28 hingga ke-40).
Kehamilan adalah pertemuan seltelur dengan sperma yang diikuti
dengan nidasi/implantasi. Kehamilan adalah pertemuan antara sel telur dengan
sel spermatozoa (konsepsi) yang diikuti dengan perubahan fisiologis dan
psikologis.
Pertemuan inti ovum dengan inti spermatozoa disebut kosepsi atau
fertilisasi dan membentuk zigot. Proses konsepsi dapat berlangsung sebagai
berikut :
a.
Ovum yang
dilepaskan dalam proses ovulasi diliputi korona radiata, yang mengandung
persediaan nutrisi.
b.
Pada ovum
dijumpai inti dalam bentuk metafase ditengah sitoplasma yang disebut vitellus.
c.
Dalam
perjalanan korona radiata makin berkurang pada zona pelusida. Nutirisi ini akan
dialirkan kedalam vitellus, melalui saluran pada zoan pelusida.
d.
Konsepsi
terjadi di pars ampularis tuba:
1)
Tempat yang
paling luas.
2)
Dindingnya
penuh jonjot, tertutup sel yang mempunyai silisa.
3)
Ovum
mempunyai waktu terlama di ampula tuba.
e.
Ovum siap
dibuahi setelah 12 jam dan hidup selama 48 jam.
f.
Spermatozoza
ditumpahkan, masuk melalui kanalis servikalis dengan kekuatan sendiri.
g.
Dalam kavum
uteri terjadi proses kapasitasi, yaitu pelepasan sebagian dari lipoproteinnya
sehingga mampu mengadakan fertilisasi.
h.
Spermatozoa
melanjutkan perjalanan menuju tuba.
i.
Spermatozoa
hidup selama tiga hari dalam genetalia interna.
j.
Spermatozoa
akan mengelilingi ovum yang telah siap dibuahi serta mengikis korona radiata
dan zona pelusida dengan proses hialuronidase.
k.
Melalui
stomata spermatozoa memasuki ovum.
l.
Setelah
kepala spermatozoa masuk kedalam ovum, ekornya lepas dan tertinggal di luar.
m. Kedua inti ovum dan inti spermatozoa bertemu dengan membentuk
zigot.
Selanjutnya dilanjutkan dengan proses nidasi. Dimana nidasi adalah
masuknya sel telur ke dalam endometrium. Nidasi terjadi ± 6 hari setelah
fertilisasi. Terjadi karena trofoblas mempunyai daya untuk menghancurkan
sel-sel endometrium dan digunakan sebagai bahan makanan oleh sel tellur.
2.6 Pengertian Persalinan
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil
konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar
(Sarwono, 1999:180).
Suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin
dan uteri) yang telah cukup bulan atau dapat di luar kandungan melalui jalan
lahir atau melalui jalan lain tanpa bantuan (kekuatan sendiri). (Manuaba,
1998:134).
Suatu proses alamiah dimana terjadi dilatasi
serviks, lahirnya janin dan plasenta dari rahim ibu. (APN, 2002: -1).
Proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan
cukup bulan (37-42 minggu) lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang
berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada
janin.(Prawiroharjo, 2001 : 180).
Proses membuka dan menipisnya serviks dan janin
ke dalam jalan lahir. Kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban di dorong
keluar melalui jalan lahir. Jadi persalinan dan kelahiran normal adalah proses
pengeluaran janin yang twrjadi pada kehamilan cukup bulan 37-40 minggu. Lahir
spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam tanpa
komplikasi baik pada ibu maupun pada janin.(Sarwono, 1999; 1000)
a.
Bentuk Persalinan
1)
Menurut Mochtar (1998:91) Persalinan Spontan
adalah bila persalinan seluruhnya berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri.
2)
Persalinan Buatan adalah persalinandengan
bantuan tenaga dari luar.
3)
Persalinan biasa (normal) atau persalinan
spontan adalah proses lahinya bayi dengan tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan
alat-alat serta tidak melukai ibu dan bayi yang umumnya berlangsung kurang dari
24 jam.
4)
Persalinan luar biasa (abnormal) adalah
persalinan pervaginam dengan bantuan alat-alat atau melalui dinding perut
dengan operasi caesarea.
b.
Etiologi Menurut Mochtar (1998:92)
Teori-teori yang kompleks dapat menyebabkan persalinan antara lain
:
1)
Teori penurunan hormone
1-2 minggu sebelum partus mulai terjadi penurunan hormone
esterogen dan progesteron. Progesteron bekerja sebagai pengerang otot-otot
polos rahim akan menyebabkan kekejangan pembuluh darah sehingga timbul his bila
kadar progesteron turun.
2)
Teori plasenta menjadi tua
Yang menyebabkan turunya progestron dan esterogen yang menyebabkan
kekejangan pembuluh darah. Hal ini dapat menimbulakn kontraksi rahim.
3)
Teori distensi rahim
Rahim yang besar dengan meregang menyebabkan riskemia otot-otot
rahim, sehingga mengganggu sirkulasi uterus ke plasenta.
4)
Teori iritasi mekanik
Tertekannya flexus frankeheuser oeh kepala janin akan menimbulkan
kontraksi rahim.
2.7 Pengertian KB
Keluarga
berencana adalah usaha untuk mengukur jumlah dan jarak anak yang diinginkan.
Untuk dapat mencapai hal tersebut maka dibuatlah beberapa cara atau alternatif
untuk mencegah ataupun menunda kehamilan. Cara-cara tersebut termasuk
kontrasepsi atau pencegahan kehamilan dan perencanaan keluarga. Berdasarkan
penelitian, terdapat 3.6 juta kehamilan tidak direncanakan setiap tahunnya di
Amerika Serikat, separuh dari kehamilan yang tidak direncanakan ini terjadi
karena pasangan tersebut tidak menggunakan alat pencegah kehamilan, dan
setengahnya lagi menggunakan alat kontrasepsi tetapi tidak benar carapenggunaannya.
Metode kontrasepsi bekerja dengan dasar mencegah sperma laki-laki mencapai dan membuahi telur wanita (fertilisasi) atau mencegah telur yang sudah dibuahi untuk berimplantasi (melekat) dan berkembang di dalam rahim. Kontrasepsi dapat reversible (kembali) atau permanen (tetap). Kontrasepsi yang reversible adalah metode kontrasepsi yang dapat dihentikan setiap saat tanpa efek lama di dalam mengembalikan kesuburan atau kemampuan untuk punya anak lagi. Metode kontrasepsi permanen atau yang kita sebut sterilisasi adalah metode kontrasepsi yang tidak dapat mengembalikan kesuburan dikarenakan melibatkan tindakan operasi.
Metode kontrasepsi bekerja dengan dasar mencegah sperma laki-laki mencapai dan membuahi telur wanita (fertilisasi) atau mencegah telur yang sudah dibuahi untuk berimplantasi (melekat) dan berkembang di dalam rahim. Kontrasepsi dapat reversible (kembali) atau permanen (tetap). Kontrasepsi yang reversible adalah metode kontrasepsi yang dapat dihentikan setiap saat tanpa efek lama di dalam mengembalikan kesuburan atau kemampuan untuk punya anak lagi. Metode kontrasepsi permanen atau yang kita sebut sterilisasi adalah metode kontrasepsi yang tidak dapat mengembalikan kesuburan dikarenakan melibatkan tindakan operasi.
Metode
kontrasepsi juga dapat digolongkan berdasarkan cara kerjanya yaitu metode
barrier (penghalang), sebagai contoh, kondom yang menghalangi sperma; metode
mekanik seperti IUD; atau metode hormonal seperti pil. Metode kontrasepsi
alami tidak memakai alat-alat bantu maupun hormonal namun berdasarkan
fisiologis seorang wanita dengan tujuan untuk mencegah fertilisasi (pembuahan).
Faktor yang
mempengaruhi pemilihan kontrasepsi adalah efektivitas, keamanan, frekuensi
pemakaian dan efek samping, serta kemauan dan kemampuan untuk melakukan
kontrasepsi secara teratur dan benar. Selain hal tersebut, pertimbangan
kontrasepsi juga didasarkan atas biaya serta peran dari agama dan kultur budaya
mengenai kontrasepsi tersebut. Faktor lainnya adalah frekuensi bersenggama,
kemudahan untuk kembali hamil lagi, efek samping ke laktasi, dan efek dari
kontrasepsi tersebut di masa depan. Sayangnya, tidak ada metode kontrasepsi,
kecuali abstinensia (tidak berhubungan seksual), yang efektif mencegah
kehamilan 100%.
2.8
Pengertian neonatal
a.
Menurut Saifudin, (2002) Bayi baru lahir adalah
bayi yang baru lahir selama satu jam pertama kelahiran.
b.
Menurut Donna L. Wong, (2003) Bayi baru lahir
adalah bayi dari lahir sampai usia 4 minggu. Biasa lahirnya usia gestasi 38-42
minggu.
c.
Menurut Dep. Kes. RI, (2005) bayi baru lahir
normal adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan 37-42 minggu dan berat
lahir 2500-4000 gram.
Bayi baru lahir umur 0-4 minggu sesudah lahir.
Terjadi penyesuaian sirkulasi dengan keadaan lingkungan,melai bernafas dan
fungsi alat tubuh lainnya. Berat badan turun sampai 10% pada minggu pertama
kehidupan, yang dicapai lagi pada hari keempat belas. (FKUI, 2005).
Bayi baru lahir (neonatus) adalah bayi usia 0-28
hari, selama periode ini bayi harus menyesuaikan diri dengan lingkungan ekstra
uteri. Bayi harus berupaya agar fungsi-fungsi tubuhnya menjadi efektif sebagai
individu yang unik. Respirasi, pencernaan dan kebutuhan untuk regulasi harus
bisa dilakukan sendiri (Gorrie et al, 1998)
Pada masa ini, organ bayi mengalami penyesuaian
dengan keadaan di luar kandungan, ini diperlukan untuk kehidupan selanjutnya
(Maryunani & Nurhayati, 2008).
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Kasus
Dilema Moral
a.
Dilema
moral pada kehamilan
Seorang pasien ibu hamil datang ke BPS untuk memeriksaan
kehamilannya. Setelah diperiksa
, ternyata bidan
menemukan bahwa ibu tersebut mempunyai penyakit kelainan jantung. Bidan
mengatakan pada ibu bahwa kehamilan ini beresiko tinggi. Karena penyakit
jantung ibu tersebut dapat menyebabkan kematian saat ibu bersalinan nanti. Oleh
sebab itu, bidan menyarankan kepada ibu untuk menggugurkan kandungannya ke
dokter Obstetri dan Ginekology tapi ibu menolak. Ibu dan keluarga sangat menginginkan bayi ini
karena ini merupakan anak pertama dan sangat dinanti dalam keluarga. Hal ini
menyebabkan bidan mengalami dilema. Jika tidak digugurkan akan mengancam
keselamatan ibu dan bayinya dan apabila digugurkan akan mengganggu kejiwaan
ibunya karena anak tersebut adalah anak pertama yang sangat diharapkan.
b.
Dilema
moral pada persalinan
Seorang ibu primipara datang
tiba-tiba ke bidan X dalam keadaan inpartu. Bidan tersebut langsung melakukan
pemeriksaan kepada ibu tersebut, setlah diperiksa ternyata ditemukan letak
bayinya sungsang. Bidan menjelaskan kepada ibu dan keluarga bahwa keadaan ibu
sekarang tidak memungkinkan untuk melahirkan di bidan tersebut, karena menolong
persalinan dengan letak sungsang bukanlah wewenang bidan dan itu melanggar kode
etik. Sehingga bidan menyarankan untuk di rujuk ke Rumah Sakit. Tapi keluarga
tetap memaksa bidan untuk melahirkan di bidan tersebut. Keluarga tidak mau
mengambil resiko jika ibu tidak tertolong saat diperjalanan rujukan ke Rumah
Sakit, dan keluarga percaya bidan dapat menolong persalinan tersebut. Disini
bidan merasa dilema antara harus merujuk pasien atau tidak merujuk dan menolong
persalinan sendiri sehingga melanggar kode etik.
c.
Dilema
moral pada neonatus
Ada seorang ibu bernama “S” yang datang ke
sebuah BPM. Ibu tersebut berusia 17 tahun dan mempunyai seorang anak berusia 2
minggu. Ibu tidak mau menyusui anak tersebut karena dia tidak siap untuk
mempunyai anak dan dia takut akan perubahan citra tubuhnya. Karena memang anak
tersebut tidak diinginkan atau hasil kecelakaan. Sedangkan anak tersebut di
diagnosa mengalami kelainan pada sistem kekebalan tubuh sehingga tidak dapat
diberikan susu formula, dan diharuskan memberikan ASI ekslusif hingga sistem
kekebalannya normal kembali. Disini bidan merasa dilema.
d.
Dilema
moral pada KB
Disebuah desa, seorang klien bernama Ny “F” yang
datang ke Bidan bersama suaminya. Ny “F” adalah seorang ibu rumah tangga
berusia 26 tahun, dan mempunyai seorang anak yang baru berusia 2 tahun. Ny “F”
adalah lulusan SMP , dan suaminya seorang pekerja serabutan dengan pendapatan
yang tak menentu.
Ny “F” berniat untuk
berkonsultasi masalah KB, Suami dan Ibu
bersepakat untuk menunda kehamilan dan meminta pendapat kepada bidan. Bidan
tersebut menyarankan ibu untuk memasang KB IUD, karena menurut pemeriksaan ibu
menderita pertumbuhan abnormal pada payudara, sehingga ibu tidak diperbolehkan
menggunakann KB hormonal. Namun ibu dan suami menentang keputusan bidan ,
karena faktor ekonomi dan juga kurangnya KIA pada ibu sehingga ibu dan suami
tidak mengerti bahaya jika ibu menggunakan KB hormonal. Dalam kasus ini bidan
mengalami dilema moral untuk memberikan keputusan dan KIA pada ibu dan suami
3.2 Penyelesaian
Kasus Dilema Moral
a.
Dilema
Moral pada kehamilan
1)
Memberikan
KIE kepada ibu dan keluarga tentang bahaya bila kandungan tetap dipertahankan..
2)
Melibatkan
keluarga dalam pengambilan keputusan.
b.
Dilema
Moral pada Persalinan
Memberikan
penjelasan kepada keluarga pasien jika bidan tidak mempunyai kewenangan dalam
menolong persalinan sungsang. Selain itu juga dijelaskan jika di BPS tersebut
tidak memiliki fasilitas persalinan yang lengkap seperti di Rumah Sakit.. Jadi
bidan tidak bisa menolong dengan maksimal.
c.
Dilema Moral pada Neonatal
Solusi untuk masalah
yang dihadapi Ny.”Y” yaitu agar bayinya tetep mendapatkan ASI, maka langkah
yang harus dilakukan yang pertama adalah mencarikan ibu susuan atau mecarikan
bank ASI. Langkah kedua untuk ibu, bidan memberikan KIE tentang pentingnya
memberikan ASI untuk pemenuhan gizi bagi pertumbuhan dan perkembangan bayinya.
Selain itu bidan memberikan dukungan dan dorongan agar ibu siap mental saat
menyusui.
d. Dilema Moral pada KB
Solusi untuk masalah yang dihadapi oleh Ny “A” yaitu pertama dengan memberikan KIE terhadap
ibu dan suami tentang bahaya menggunakan KB secara hormonal terhadap penyakit
yang diderita.
Dalam masalah ini pasangan suami istri tersebut tidak setuju
menggunakan KB IUD karena menganggap biaya KB IUD lebih mahal daripada KB
hormonal, disini bidan memberikan pandangan kepada ibu tentang perbandingan biaya
menggunakan KB IUD dan KB hormonal. Pada KB IUD walaupun terkesan mahal namun
bisa digunakan dalam jangka panjang. Sedangkan jika menggunakan KB hormonal
walaupun harganya murah namun ibu harus rutin menggunakan KB hormonal.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa KB non hormonal lebih terjangkau
dari KB hormonal dan juga pada ibu yang menderita pertumbuhan abnormal payudara
akan berdampak buruk apabila menggunakan KB hormonal.
Pada kasus ini peran bidan dalam memberikan KIE sangat penting
untuk ibu saat pengambil keputusan memilih KB terbaik yang sesuai dengan
keadaannya saat ini.
BAB IV
PENUTUP
4.1
Kesimpulan
Etika merupakan bagian dari filosofi yang berhubungan erat dengan
nilai manusia dalam menghargai suatu tindakan, apakah benar atau salah dan
apakah penyelesaian baik atau buruk (Jones,1994). Moral merupakan pengetahuan
atau keyakinan tentang adanya hal yang baik dan buruk serta mempengaruhi sikap
seseorang. Kesadaran tentang adanya baik dan buruk berkembang pada diri
seseorang seiring dengan pengaruh lingkungan, pendidikan, sosial budaya, agama
dsb, hal inilah yang disebut kesadaran moral atau kesadaran etik. Moral juga
merupakan keyakinan individu bahwa sesuatu adalah mutlak baik atau buruk
walaupun situasi berada.
Dilema moral menurut Campbell adalah suatu keadaan dimana
dihadapkan pada dua alternatif pilihan, yang kelihatanya sama atau hampir sama
dan membutuhkan pemecahan masalah harus mengigat akan tanggung jawab
profesional sebagai seorang bidan. Dilema ini sering kita jumpai pada masalah
kehamilan, persalinan, KB , dan neonatal yang menjadi suatu hal yang
membingungkan bagi seorang bidan.
4.2 Saran
a.
Seorang bidan perlu mengetahui tentang dilema moral dalam
lingkungan kebidanannya.
b.
Bidan perlu mengetahui bagaimana mengambil keputusan yang sulit
berkaitan dengan etika.
c.
Bidan juga harus mengetahui bahwa dalam layananan kebidanan
seringkali muncul masalah dan dilema di masyarakat berkaitan dengan etik dan
moral, serta konflik yang dihadapi bidan sebagai praktisi kebidanan.
DAFTAR PUSTAKA
Benson, Raphl C. 2009. Obstetri dab Ginekologi. Jakarta : EGC
http://ridwanaz.com/kesehatan/definisi-jenis-dan-contoh-alat-kontrasepsi-serta-keuntungan-kekurangan
http://www.google.com/promosikesehatan
JNPK-KR. 2007. Buku Asuahan Persalinan Normal (Revisi). Jakarta
: TIM
Kuliahbidan.wordpress.com/2008/07/18/asuhan-bayi-baru
lahir/http://repositori.usu.ac.id/bitsream/123456789/27/03/2/4/chapter%20II.pdf
Nani Lia Dewi, Vivian. 2010. Asuhan
Nonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta : Salemba Medika
Siswosuharjo Suwignyo, Fitria
Chakrawati. 2013. Panduan Super Lengkap
Hamil Sehat. Jakarta : Penebar Plus.
Varney, 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan edisi 4. Jakarta : EGC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar