Selasa, 16 Juni 2015

Dilema Moral Pada Kehamilan, Persalinan, KB, dan Neonatal



KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepadat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Etikolegal dalam Praktik Kebidanan dengan judul “Dilema Moral“, dalam penyelesaian makalah ini, kami mendapat banyak bantuan oleh berbagai pihak. Untuk itu kami mengucapkan terima kasih kepada :
1.                  Dra. Susilaningsih, M.Kes selaku dosen pembimbing mata kuliah Etikolegal dalam Praktik Kebidanan yang telah memberikan tugas makalah dan bantuan dalam penyelesaian makalah ini.
2.                  Orang tua kami yang tidak pernah lelah memberikan motivasi dan doa dalam penyelesaian makalah ini.
3.                  Teman – teman kelas IB yang telah memberikan motivasi dan saran-saran dalam penyelesaian makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih kurang sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah selanjutnya.
Besar harapan kami semoga makalah ini dapat bermanfaat sebagai informasi ataupun pengetahuan bagi pembaca dan dapat menjadi literatur guna membantu siswa dalam belajar mata kuliah Etikolegal dalam Praktik Kebidanan.

Malang, 26 April 2015

    Penyusun





DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR                                                                                  i
DAFTAR ISI                                                                                                  ii
BAB I PENDAHULUAN                                                                             1
1.1  Latar Belakang                                                                               1
1.2  Rumusan Masalah                                                                          2
1.3  Tujuan                                                                                             2
BAB II PEMBAHASAN                                                                               3
2.1 Pengertian dilema moral                                                                 3
2.2  Bentuk-bentuk dilema moral                                                          4
2.3  Teori etika                                                                                        4
2.4  Teori-teori pengambilan keputusan                                                7
2.5  Pengambilan Keputusan dalam menghadapi Dilema Moral
 dalam Pelayanan Kebidanan                                                         7
BAB III TINJAUAN KASUS                                                                     13
3.1 Contoh kasus                                                                                   13
3.2 Penyelesaian masalah                                                                      14
BAB III PENUTUP                                                                                       15
4.1 Kesimpulan                                                                                      15
4.2 Saran                                                                                                16
DAFTAR PUSTAKA                                                                                  17




BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang
Etika merupakan bagian dari filosopil yang berhungan erat dengan nilai manusia dalam menghargai suatu tindakan, apakah benar atau salah dan apakah penyelesaiannya baik atau buruk (jones,1994).Moral merupakan pengetahuan atau keyakinan tentang adanya hal yang baik dan buruk serta mempengeruhi sikap seseorng. Kesadaran tentang adanya baik dan buruk berkembang pada diri seseorng seiring dengan pengaruh lingkungan, pendidikan, sosial budaya, agama dsb, hal inilah yang disebut kesadaran moral atau kesadaran etik. Moral juga merupakan keyakinan individu bahwa suatu adalah mutlak baik atau buruk walaupun situasi berbeda.
Kesadaran moral erat kaitannya dengan nilai-nilai, keyakinan seseorang dan pada prinsipnya semua manusia dewasa tahu akal hal yang baik dan buruk, inilah yang disebut suara hati. Perkambangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi berdampak pada perubahan pola pikir manusia. Masyarakat semakin kritis sehingga terjadi penguatan tuntunan terhadap mutu pelayanan kebidanan. Mutu pelayanan kebidanan yang baik perlu landasan komitmen yang kuat dangan basis etik dan moral yang baik.
Dalam promosi kesehatan seringkali bidan dihadapkan pada beberapa permasalahan yang dilematik, artinya pengambilan keputusan yang sulit berkaitan dengan etika. Dilema muncul karena terbentuk pada konflik moral, pertentangan batin atau pertentangan antara nilai-nilai yang diyakinkan bidan dengan kenyataan yang ada.

1.2              Rumusan Masalah
a.       Apa pengertian etika dalam kebidanan?
b.      Apa pengertian dilema moral kehamilan, persalinan, dan KB?
c.       Bagaimana pengambilan keputusan yang etis ?
d.      Menjelaskan teori-teori pengambilan keputusan?
e.       Apa contoh kasus dalam dilemma moral?
f.       Bagaimana cara penyelesaian masalah dalam kasus dilema moral?

1.3              Tujuan
a.       Untuk mengetahui pengertian etika dalam kebidanan
b.      Untuk mengetahui pengertian dilema moral, kehamilan, persalinan, dan KB.
c.       Untuk mengetahui pengambilan keputusan yang etis.
d.      Untuk mengetahui teori-teori pengambilan keputusan
e.       Untuk mengetahui contoh kasus dilemma moral.
f.       Untuk mengetahui cara penyelesaian masalah dalam kasus dilemma moral.


















BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1       Pengertian     
Etika merupakan bagian dari filosofil yang berhubungan erat dengan nilai manusia dalam menghargai suatu tindakan, apakah benar atau salah dan apakah penyelesaiannya baik atau buruk (jones,1994). Moral merupakan pengetahuan atau keyakinan tentang adanya hal yang baik dan buruk serta mempengeruhi sikap seseorang. Kesadaran tentang adanya baik dan buruk berkembang pada diri seseorng seiring dengan pengaruh lingkungan, pendidikan, sosial budaya, agama dsb, hal inilah yang disebut kesadaran moral atau kesadaran etik. Moral juga merupakan keyakinan individu bahwa suatu adalah mutlak baik atau buruk walaupun situasi berbeda.
Beberapa permasalahan pembahasan etika dalam promosi kesehatan yang berkaitan dengan kebidanan adalah sebagai berikut:
a.       Persetujuan dalam proses melahirkan.
b.      Memilih atau mengambil keputusan dalam pesalinan.
c.       Kegagalan dalam proses persalinan.
d.      Pelaksanaan USG dalam kehamilan.
e.       Konsep normal pelayanan kebidanan.
f.       Bidan dan pendidikan sex.
Ada beberapa masalah etik yang berhubungan dengan teknologi, contohnya sebagai berikut:
a.       Perawatan intensif pada bayi.
b.      Skrining bayi.
c.       Transplantasi organ.
d.      Teknik reproduksi dan kebidanan.

Etika berhubungan erat dengan profesi, yaitu:
a.       Pengambilan keputusan dan penggunaan etika.
b.      Otonomi bidan dan kode etik profesional.
c.       Etika dalam penelitian kebidanan.
d.      Penelitian tentang masalah kebidanan yang sensitif.

Perlu juga disadari bahwa dalam kebidanan seringkali muncul masalah dimasyarakat yang berkaitan dengan etika dan moral, dilema serta konflik yang dihadapi bidan sebagai praktisi kebidanan. Bidan dituntut berperilaku hati-hati dalam setiap tindakannya dalam memberikan pelayanan kebidanan dengan menampilkan perilaku yang etis profesional.
Dilema moral menurut Campbell adalah suatu keadaan dimana dihadapkan pada dua alternatif pilihan, yang kelihatanya sama atau hampir sama dan membutuhkan pemecahan masalah harus mengigat akan tanggung jawab profesional, yaitu :
a.       Tindakan selalu ditujukan untuk peningkatan kenyamanan, kesejahtraan pasien atau klien.
b.      Menjamin bahwa tidak ada tindakan yang menghilangkan sesuatu bagian (omission), disertai rasa tanggung jawab, memperhatikan kondisi dan keamanan pasien atau klien.

2.2       Pengambilan Keputusan Yang Etis
a.       Ciri keputusan yang etis, meliputi:
1)      Mempunyai pertimbangan benar salah.
2)      Sering menyangkut pilihan yang sukar.
3)      Tidak mungkin dielakkan.
4)      Dipengaruhi oleh norma, situasi, iman, lingkungan sosial.
b.      Situasi
1)      Mengapa kita perlu mengerti situasi:
a)      Untuk menerapkan norma-norma terhadap situasi.
b)      Untuk melakukan perbuatan yang tepat dan berguna.
c)      Untuk mengetahui masalah-masalah yang perlu diperhatikan.
c.   Kesulitan-kesulitan dalam mengerti situasi:
1)        Kerumitan situasi dan keterbatasan pengetahuan kita.
2)        Pengertian kita terhadap situasi sering dipengaruhi oleh kepentingan, prasangka dan faktor-faktor subjektif lain.
d.   Bagaimana kita memperbaiki pengertian kita tentang situasi:
1)        Melakukan penyelidikan yang memadai.
2)        Menggunakan sarana ilmiah dan keterangan parah ahli.
3)        Memperluas pandangan tentang situasi.
4)        Kepekaan terhadap pekerjaan.
5)        Kepekaan terhadap kebutuhan orang lain.

2.3       Teori-Teori Pengambilan Keputusan
a.       Teori Utilitarisme
Teori utilitarisme mengutamakan adanya konsekuensi kepercayaan adanya kegunaan. Dipercaya bahwa semua manusia mempunyai perasaan menyenangkan dan perasaan sakit. Ketika keputusan dibuat seharusnya memaksimalkan kesenangan dan meminimalkan ketidaksenangan. Prinsip umum dalam utilitarsme adalah didasari bahwa tindakan moral menghasilkan kebahagiaan yang benar bila menghasilkan jumlah atau angka yang benar. Ada dua bentuk teori utilitarisme, yaitu:
1)         Utilitarisme berdasarkan tindakan,
2)         Utilitarisme berdasar aturan. 
Prinsip untilitarisme berdasar tindakan adalah setiap tindakan ditujukan untuk keuntungan yang akan menghasilkan hasil atau tingkatan yang lebih besar. Utilitarisme berdasar aturan adalah modifikasi antara utilitarisme tindakan dan aturan moral, aturan yang baik akan menghasilkan keuntungan yang maksimal. Tindakan individu didasarkan atas prinsip kegunaan dan aturan moral,Tindakan dikatakan baik . menurut filsuf johan stuart mill(1864), bahwa kesenangan dan kebahagiaan dinilai secara kualitatif. Menurutnya “everebody to count for one,nobodiy to count for more than one”, suatu perbuatan dinilai baik, jika kebahagiaan melebihi ketidak bahagiaan. Tidak ada seorang pung yang tidak berguna bagi yang lain. Kebahagiaan terbesar adalah milik semua orang. Menurut richard B. Brandt bahwa perbuatan dinilai baik secara moral, jika sesuai dengan aturan moral yang berlaku dan berguna pada suatu masyarakat.

b.      Teori deontology
Menurut immanuel kant (1724-1804),sesuatu dikatakan baik dalam arti sesungguhnya adalah kehendak yang baik, jika digunakan dengan baik oleh kehendak manusia, tetapi jika digunakan dengan kehendak yang jahat, akan menjadi jelek sekali. Kehendak menjadi baik jika bertindak karena kewajiban.karena seseorang bertindak karena motif tertetu atau keinginan tertentu berarti disebut tindakan yang tidak baik. Bertindak sesuai kewajiban, disebut legalitas. Menurut W.D Ross(1877-1971), setiap manusia mempunyai intuisi akan kewajiban, semua kewajiban berlaku langsung pada diri kita.kewajiban untuk mengatakan kebenaran merupakan kewajiban untuk, termasuk kewajiban kesetiaan, ganti rugi,terima kasih, keadilan, berbuat baik dsb. Contoh yang lain adalah bila berjanji harus ditepati, bila meminjam harus dikembalikan dsb. Dengan memahami kewajiban akan terhindar dari keputusan yang menimbulkan komplik atau dilema. 

c.       Teori hedonism
Menurut Aristippos (433-355 SM), sesuai kodratnya setiap manusia mencari kesenangan dan menghindari ketidaksenangan. Akan tetapi ada batas untuk mencari kesenangan. Hal yang penting adalah menggunakan kesenangan dengan, dan tidak terbawa oleh kesenangan. Menurut epikuros (341-270 SM) dalam menilai kesenangan (hedone) tidak hanya kesenangan inderawi, tetapi kebebasan dari rasa nyeri, kebebasan dari keresahan jiwa juga. Apa tujuan dari kehidupan manusia adalah kesenangan. Menurut john locke (1632-1704), kita sebut baik bila meningkatkan kesenangan dan sebaliknya dinamakan jahat kalau mengurangi kesenangan atau menimbulkan ketidaksenangan.

d.      Teori eudemonisme
Menurut falsuf Yunani Aristoteles (383-322 SM) dalam buku Ethika Nikomakheia, bahwa dalam setiap kegiatannya manusia mengejar suatu tujuan, ingin mencapai sesuatu yang biak bagi kita. Seringkali kita mencari suatu tujuan untuk terakhir hidup manusia adalah kebahagian (eudaimonia).Seseorang mampu mencapai tujuannyan jika mampu menjalankan fungsinya denga baik, keunggulan manusia adalah akal dan budi. Munusia mencapai kebahagian dengan menjalankan kegiatan yang rasional. Ada dua macam keutamaan intelektual dan keutamaan moral.

2.4       Bentuk-bentuk Dilema Moral
            Menurut uchamp and Childress ada 2 bentuk dilema moral:
a.       Bila alternatif tindakan sama kuat Bea
Terdapat alasan yang sama kuat untuk melakukan tindakan atau tidak melakukan tindakan. 
b.      Bila alternatif tindakan tidak sama kuat
Satu tindakan dianggap “benar” dan tindakan lain dianggap “salah”.

2.5  Pengertian Kehamilan
       Proses kehamilan merupakan mata rantai yang berkesinambungan dan terdiri dari :
a.         Ovulasi pelepasan ovum
b.         Terjadi migrasi spermatozoa dan ovum
c.         Terjadi konsepsi dan pertumbuhan zigot
d.        Terjadi nidasi (implantasi) pada uterus
e.         Pelepasa plasenta
f.          Tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm
Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari s[ermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi,kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan lunar atau 9 bulan menurut kalender internasional. Kehamilanterbagi atas 3 trimester, dimana trimester kesatu berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua 15 minggu (minggu 13 sampai ke-27), dan trimester ketiga 13 minggu (minggu ke-28 hingga ke-40).
Kehamilan adalah pertemuan seltelur dengan sperma yang diikuti dengan nidasi/implantasi. Kehamilan adalah pertemuan antara sel telur dengan sel spermatozoa (konsepsi) yang diikuti dengan perubahan fisiologis dan psikologis.
Pertemuan inti ovum dengan inti spermatozoa disebut kosepsi atau fertilisasi dan membentuk zigot. Proses konsepsi dapat berlangsung sebagai berikut :
a.         Ovum yang dilepaskan dalam proses ovulasi diliputi korona radiata, yang mengandung persediaan nutrisi.
b.         Pada ovum dijumpai inti dalam bentuk metafase ditengah sitoplasma yang disebut vitellus.
c.         Dalam perjalanan korona radiata makin berkurang pada zona pelusida. Nutirisi ini akan dialirkan kedalam vitellus, melalui saluran pada zoan pelusida.
d.        Konsepsi terjadi di pars ampularis tuba:
1)      Tempat yang paling luas.
2)      Dindingnya penuh jonjot, tertutup sel yang mempunyai silisa.
3)      Ovum mempunyai waktu terlama di ampula tuba.
e.       Ovum siap dibuahi setelah 12 jam dan hidup selama 48 jam.
f.       Spermatozoza ditumpahkan, masuk melalui kanalis servikalis dengan kekuatan sendiri.
g.      Dalam kavum uteri terjadi proses kapasitasi, yaitu pelepasan sebagian dari lipoproteinnya sehingga mampu mengadakan fertilisasi.
h.      Spermatozoa melanjutkan perjalanan menuju tuba.
i.        Spermatozoa hidup selama tiga hari dalam genetalia interna.
j.        Spermatozoa akan mengelilingi ovum yang telah siap dibuahi serta mengikis korona radiata dan zona pelusida dengan proses hialuronidase.
k.      Melalui stomata spermatozoa memasuki ovum.
l.        Setelah kepala spermatozoa masuk kedalam ovum, ekornya lepas dan tertinggal di luar.
m.    Kedua inti ovum dan inti spermatozoa bertemu dengan membentuk zigot.
Selanjutnya dilanjutkan dengan proses nidasi. Dimana nidasi adalah masuknya sel telur ke dalam endometrium. Nidasi terjadi ± 6 hari setelah fertilisasi. Terjadi karena trofoblas mempunyai daya untuk menghancurkan sel-sel endometrium dan digunakan sebagai bahan makanan oleh sel tellur.

2.6       Pengertian Persalinan
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar (Sarwono, 1999:180).
Suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uteri) yang telah cukup bulan atau dapat di luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain tanpa bantuan (kekuatan sendiri). (Manuaba, 1998:134).
Suatu proses alamiah dimana terjadi dilatasi serviks, lahirnya janin dan plasenta dari rahim ibu. (APN, 2002: -1).
Proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu) lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin.(Prawiroharjo, 2001 : 180).
Proses membuka dan menipisnya serviks dan janin ke dalam jalan lahir. Kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban di dorong keluar melalui jalan lahir. Jadi persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang twrjadi pada kehamilan cukup bulan 37-40 minggu. Lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin.(Sarwono, 1999; 1000)
a.         Bentuk Persalinan
1)        Menurut Mochtar (1998:91) Persalinan Spontan adalah bila persalinan seluruhnya berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri.
2)        Persalinan Buatan adalah persalinandengan bantuan tenaga dari luar.
3)        Persalinan biasa (normal) atau persalinan spontan adalah proses lahinya bayi dengan tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan alat-alat serta tidak melukai ibu dan bayi yang umumnya berlangsung kurang dari 24 jam.
4)        Persalinan luar biasa (abnormal) adalah persalinan pervaginam dengan bantuan alat-alat atau melalui dinding perut dengan operasi caesarea.
b.         Etiologi Menurut Mochtar (1998:92)
Teori-teori yang kompleks dapat menyebabkan persalinan antara lain :
1)        Teori penurunan hormone
1-2 minggu sebelum partus mulai terjadi penurunan hormone esterogen dan progesteron. Progesteron bekerja sebagai pengerang otot-otot polos rahim akan menyebabkan kekejangan pembuluh darah sehingga timbul his bila kadar progesteron turun.
2)      Teori plasenta menjadi tua
Yang menyebabkan turunya progestron dan esterogen yang menyebabkan kekejangan pembuluh darah. Hal ini dapat menimbulakn kontraksi rahim.

3)      Teori distensi rahim
Rahim yang besar dengan meregang menyebabkan riskemia otot-otot rahim, sehingga mengganggu sirkulasi uterus ke plasenta.
4)      Teori iritasi mekanik
Tertekannya flexus frankeheuser oeh kepala janin akan menimbulkan kontraksi rahim.
2.7       Pengertian KB
Keluarga berencana adalah usaha untuk mengukur jumlah dan jarak anak yang diinginkan. Untuk dapat mencapai hal tersebut maka dibuatlah beberapa cara atau alternatif untuk mencegah ataupun  menunda kehamilan. Cara-cara tersebut termasuk kontrasepsi atau pencegahan kehamilan dan perencanaan keluarga. Berdasarkan penelitian, terdapat 3.6 juta kehamilan tidak direncanakan setiap tahunnya di Amerika Serikat, separuh dari kehamilan yang tidak direncanakan ini terjadi karena pasangan tersebut tidak menggunakan alat pencegah kehamilan, dan setengahnya lagi menggunakan alat kontrasepsi tetapi tidak benar carapenggunaannya.
          Metode kontrasepsi bekerja dengan dasar mencegah sperma laki-laki mencapai dan membuahi telur wanita (fertilisasi) atau mencegah telur yang sudah dibuahi untuk berimplantasi (melekat) dan berkembang di dalam rahim.  Kontrasepsi dapat reversible (kembali)  atau permanen (tetap). Kontrasepsi yang reversible adalah metode kontrasepsi yang dapat dihentikan setiap saat tanpa efek lama di dalam mengembalikan kesuburan atau kemampuan untuk punya anak lagi. Metode kontrasepsi permanen atau yang kita sebut sterilisasi adalah metode kontrasepsi yang tidak dapat mengembalikan kesuburan dikarenakan melibatkan tindakan operasi.
Metode kontrasepsi juga dapat digolongkan berdasarkan cara kerjanya yaitu metode barrier (penghalang), sebagai contoh, kondom yang menghalangi sperma; metode mekanik seperti IUD; atau metode hormonal  seperti pil. Metode kontrasepsi alami tidak memakai alat-alat bantu maupun hormonal namun berdasarkan fisiologis seorang wanita dengan tujuan untuk mencegah fertilisasi (pembuahan).
Faktor yang mempengaruhi pemilihan kontrasepsi adalah efektivitas, keamanan, frekuensi pemakaian dan efek samping, serta kemauan dan kemampuan untuk melakukan kontrasepsi secara teratur dan benar. Selain hal tersebut, pertimbangan kontrasepsi juga didasarkan atas biaya serta peran dari agama dan kultur budaya mengenai kontrasepsi tersebut. Faktor lainnya adalah frekuensi bersenggama, kemudahan untuk kembali hamil lagi, efek samping ke laktasi, dan efek dari kontrasepsi tersebut di masa depan. Sayangnya, tidak ada metode kontrasepsi, kecuali abstinensia (tidak berhubungan seksual), yang efektif mencegah kehamilan 100%.
2.8              Pengertian neonatal
a.       Menurut Saifudin, (2002) Bayi baru lahir adalah bayi yang baru lahir selama satu jam pertama kelahiran.
b.      Menurut Donna L. Wong, (2003) Bayi baru lahir adalah bayi dari lahir sampai usia 4 minggu. Biasa lahirnya usia gestasi 38-42 minggu.
c.       Menurut Dep. Kes. RI, (2005) bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan 37-42 minggu dan berat lahir 2500-4000 gram.
Bayi baru lahir umur 0-4 minggu sesudah lahir. Terjadi penyesuaian sirkulasi dengan keadaan lingkungan,melai bernafas dan fungsi alat tubuh lainnya. Berat badan turun sampai 10% pada minggu pertama kehidupan, yang dicapai lagi pada hari keempat belas. (FKUI, 2005).
Bayi baru lahir (neonatus) adalah bayi usia 0-28 hari, selama periode ini bayi harus menyesuaikan diri dengan lingkungan ekstra uteri. Bayi harus berupaya agar fungsi-fungsi tubuhnya menjadi efektif sebagai individu yang unik. Respirasi, pencernaan dan kebutuhan untuk regulasi harus bisa dilakukan sendiri (Gorrie et al, 1998)
Pada masa ini, organ bayi mengalami penyesuaian dengan keadaan di luar kandungan, ini diperlukan untuk kehidupan selanjutnya (Maryunani & Nurhayati, 2008).




























BAB III
PEMBAHASAN

3.1       Kasus Dilema Moral
a.       Dilema moral pada kehamilan
Seorang pasien ibu hamil datang ke BPS untuk memeriksaan kehamilannya. Setelah diperiksa , ternyata bidan menemukan bahwa ibu tersebut mempunyai penyakit kelainan jantung. Bidan mengatakan pada ibu bahwa kehamilan ini beresiko tinggi. Karena penyakit jantung ibu tersebut dapat menyebabkan kematian saat ibu bersalinan nanti. Oleh sebab itu, bidan menyarankan kepada ibu untuk menggugurkan kandungannya ke dokter Obstetri dan Ginekology tapi ibu menolak.  Ibu dan keluarga sangat menginginkan bayi ini karena ini merupakan anak pertama dan sangat dinanti dalam keluarga. Hal ini menyebabkan bidan mengalami dilema. Jika tidak digugurkan akan mengancam keselamatan ibu dan bayinya dan apabila digugurkan akan mengganggu kejiwaan ibunya karena anak tersebut adalah anak pertama yang sangat diharapkan.
b.      Dilema moral pada persalinan
Seorang ibu primipara datang tiba-tiba ke bidan X dalam keadaan inpartu. Bidan tersebut langsung melakukan pemeriksaan kepada ibu tersebut, setlah diperiksa ternyata ditemukan letak bayinya sungsang. Bidan menjelaskan kepada ibu dan keluarga bahwa keadaan ibu sekarang tidak memungkinkan untuk melahirkan di bidan tersebut, karena menolong persalinan dengan letak sungsang bukanlah wewenang bidan dan itu melanggar kode etik. Sehingga bidan menyarankan untuk di rujuk ke Rumah Sakit. Tapi keluarga tetap memaksa bidan untuk melahirkan di bidan tersebut. Keluarga tidak mau mengambil resiko jika ibu tidak tertolong saat diperjalanan rujukan ke Rumah Sakit, dan keluarga percaya bidan dapat menolong persalinan tersebut. Disini bidan merasa dilema antara harus merujuk pasien atau tidak merujuk dan menolong persalinan sendiri sehingga melanggar kode etik.
c.       Dilema moral pada neonatus
Ada seorang ibu bernama “S” yang datang ke sebuah BPM. Ibu tersebut berusia 17 tahun dan mempunyai seorang anak berusia 2 minggu. Ibu tidak mau menyusui anak tersebut karena dia tidak siap untuk mempunyai anak dan dia takut akan perubahan citra tubuhnya. Karena memang anak tersebut tidak diinginkan atau hasil kecelakaan. Sedangkan anak tersebut di diagnosa mengalami kelainan pada sistem kekebalan tubuh sehingga tidak dapat diberikan susu formula, dan diharuskan memberikan ASI ekslusif hingga sistem kekebalannya normal kembali. Disini bidan merasa dilema.
d.      Dilema moral pada KB
Disebuah desa, seorang klien bernama Ny “F” yang datang ke Bidan bersama suaminya. Ny “F” adalah seorang ibu rumah tangga berusia 26 tahun, dan mempunyai seorang anak yang baru berusia 2 tahun. Ny “F” adalah lulusan SMP , dan suaminya seorang pekerja serabutan dengan pendapatan yang tak menentu.
Ny “F” berniat untuk berkonsultasi masalah KB,  Suami dan Ibu bersepakat untuk menunda kehamilan dan meminta pendapat kepada bidan. Bidan tersebut menyarankan ibu untuk memasang KB IUD, karena menurut pemeriksaan ibu menderita pertumbuhan abnormal pada payudara, sehingga ibu tidak diperbolehkan menggunakann KB hormonal. Namun ibu dan suami menentang keputusan bidan , karena faktor ekonomi dan juga kurangnya KIA pada ibu sehingga ibu dan suami tidak mengerti bahaya jika ibu menggunakan KB hormonal. Dalam kasus ini bidan mengalami dilema moral untuk memberikan keputusan dan KIA pada ibu dan suami



3.2  Penyelesaian Kasus Dilema Moral
a.       Dilema Moral pada kehamilan
1)        Memberikan KIE kepada ibu dan keluarga tentang bahaya bila kandungan tetap dipertahankan..
2)        Melibatkan keluarga dalam pengambilan keputusan.
b.      Dilema Moral pada Persalinan
Memberikan penjelasan kepada keluarga pasien jika bidan tidak mempunyai kewenangan dalam menolong persalinan sungsang. Selain itu juga dijelaskan jika di BPS tersebut tidak memiliki fasilitas persalinan yang lengkap seperti di Rumah Sakit.. Jadi bidan tidak bisa menolong dengan maksimal.
c.       Dilema Moral pada Neonatal
Solusi untuk masalah yang dihadapi Ny.”Y” yaitu agar bayinya tetep mendapatkan ASI, maka langkah yang harus dilakukan yang pertama adalah mencarikan ibu susuan atau mecarikan bank ASI. Langkah kedua untuk ibu, bidan memberikan KIE tentang pentingnya memberikan ASI untuk pemenuhan gizi bagi pertumbuhan dan perkembangan bayinya. Selain itu bidan memberikan dukungan dan dorongan agar ibu siap mental saat menyusui.
d.      Dilema Moral pada KB
Solusi untuk masalah yang dihadapi oleh Ny “A”   yaitu pertama dengan memberikan KIE terhadap ibu dan suami tentang bahaya menggunakan KB secara hormonal terhadap penyakit yang diderita.
Dalam masalah ini pasangan suami istri tersebut tidak setuju menggunakan KB IUD karena menganggap biaya KB IUD lebih mahal daripada KB hormonal, disini bidan memberikan pandangan kepada ibu tentang perbandingan biaya menggunakan KB IUD dan KB hormonal. Pada KB IUD walaupun terkesan mahal namun bisa digunakan dalam jangka panjang. Sedangkan jika menggunakan KB hormonal walaupun harganya murah namun ibu harus rutin menggunakan KB hormonal.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa KB non hormonal lebih terjangkau dari KB hormonal dan juga pada ibu yang menderita pertumbuhan abnormal payudara akan berdampak buruk apabila menggunakan KB hormonal.
Pada kasus ini peran bidan dalam memberikan KIE sangat penting untuk ibu saat pengambil keputusan memilih KB terbaik yang sesuai dengan keadaannya saat ini.
























BAB IV
PENUTUP

4.1       Kesimpulan
Etika merupakan bagian dari filosofi yang berhubungan erat dengan nilai manusia dalam menghargai suatu tindakan, apakah benar atau salah dan apakah penyelesaian baik atau buruk (Jones,1994). Moral merupakan pengetahuan atau keyakinan tentang adanya hal yang baik dan buruk serta mempengaruhi sikap seseorang. Kesadaran tentang adanya baik dan buruk berkembang pada diri seseorang seiring dengan pengaruh lingkungan, pendidikan, sosial budaya, agama dsb, hal inilah yang disebut kesadaran moral atau kesadaran etik. Moral juga merupakan keyakinan individu bahwa sesuatu adalah mutlak baik atau buruk walaupun situasi berada.
Dilema moral menurut Campbell adalah suatu keadaan dimana dihadapkan pada dua alternatif pilihan, yang kelihatanya sama atau hampir sama dan membutuhkan pemecahan masalah harus mengigat akan tanggung jawab profesional sebagai seorang bidan. Dilema ini sering kita jumpai pada masalah kehamilan, persalinan, KB , dan neonatal yang menjadi suatu hal yang membingungkan bagi seorang bidan.

4.2       Saran
a.       Seorang bidan perlu mengetahui tentang dilema moral dalam lingkungan kebidanannya.
b.      Bidan perlu mengetahui bagaimana mengambil keputusan yang sulit berkaitan dengan etika.
c.       Bidan juga harus mengetahui bahwa dalam layananan kebidanan seringkali muncul masalah dan dilema di masyarakat berkaitan dengan etik dan moral, serta konflik yang dihadapi bidan sebagai praktisi kebidanan.


DAFTAR PUSTAKA

Benson, Raphl C. 2009. Obstetri dab Ginekologi. Jakarta : EGC
http://ridwanaz.com/kesehatan/definisi-jenis-dan-contoh-alat-kontrasepsi-serta-keuntungan-kekurangan
http://www.google.com/promosikesehatan
JNPK-KR. 2007. Buku Asuahan Persalinan Normal (Revisi). Jakarta : TIM
Kuliahbidan.wordpress.com/2008/07/18/asuhan-bayi-baru lahir/http://repositori.usu.ac.id/bitsream/123456789/27/03/2/4/chapter%20II.pdf
Nani Lia Dewi, Vivian. 2010. Asuhan Nonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta : Salemba Medika
Siswosuharjo Suwignyo, Fitria Chakrawati. 2013. Panduan Super Lengkap Hamil Sehat. Jakarta : Penebar Plus.
Varney, 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan edisi 4. Jakarta : EGC


Tidak ada komentar:

Posting Komentar