BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Tokoh-tokoh masyarakat (tokoh agama, tokoh masyarakat dan tokoh adat)
mempunyai kedudukan dan pengaruh besar di tengah-tengah masyarakatnya, karena
mereka memiliki keunggulan, baik dalam ilmu pengetahuan, jabatan, keturunan dan
lain sebagainya. Tokoh masyarakat informal adalah pemimpin informal dalam
masyarakatnya yang diangkat dan ditunjuk atas kehendak dan persetujuan dari
masyarakatnya. Tokoh masyarakat informal yang dimaksud adalah tokoh-tokoh
masyarakat yang mempunyai integritas tinggi, memegang teguh pendapat dan
keyakinannya, tetapi terbuka untuk bisa menerima perbedaan secara bijaksana.
Selain diharapkan memiliki pengaruh terhadap masyarakatnya, secara kultural
mereka juga diharapkan memiliki kekuatan nyata yang bisa menggerakkan orang
untuk sebuah tujuan mulia, yakni: membangun saling pengertian, kebersamaan,
kerjasama dan solidaritas intern serta ekstern.
Menyusui bayi di Indonesia sudah menjadi budaya namun
praktik pemberian (ASI) masih jauh dari yang diharapkan. Menurut Survei
Demografi Kesehatan Indonesia 2007 hanya 10% bayi yang memperoleh ASI pada hari
pertama, yang diberikan ASI kurang dari 2 bulan sebanyak 73%, yang diberikan
ASI 2 sampai 3 bulan sebanyak 53% yang diberikan ASI 4 sampai 5 bulan sebanyak
20% dan menyusui eksklusif sampai usia 6 bulan sebanyak 49% (WHO,2007).
Suatu hasil penelitian di Ghana yang dipimpin Dr.
Karen Edmond hampir 11.000 bayi dipublikasikan di Pediatrics menunjukkan bahwa
16% kematian bayi dapat dicegah melalui pemberian air susu ibu (ASI) pada bayi
sejak hari pertama kelahirannya. Angka ini naik menjadi 22%, jika pemberian ASI
dimulai dalam 1 jam pertama setelah kelahirannya (Roesli, 2008, p.7). ASI
adalah asupan gizi yang terbaik untuk melindungi dari infeksi pernafasan, diare,
alergi, sakit kulit, asma, obesitas juga membentuk perkembangan intelegensia,
rohani, perkembangan emosional. Hasil telaah dari 42 negara menunjukkan bahwa
ASI eksklusif memiliki dampak terbesar terhadap penurunan angka kematian Balita
yaitu 13%, dibanding intervensi kesehatan masyarakat lainnya (Roesli, 2008,
p.50-55).
Di Indonesia diperkirakan bahwa 20 bayi meninggal
setiap jam sebelum mencapai usia 1 tahun. Hampir setengah dari kematian bayi
ini terjadi pada masa neonatal yaitu pada bulan pertama kelahiran, dimana bayi
sangat rentan terhadap kesakitan dan kematian. Hanya 3,7% bayi di indonesia
disusui dalam 1 jam pertama setelah kelahiran, dan angka kematian bayi masih
relatif tinggi yaitu 35 per 1000 kelahiran hidup (Survey Demografi Kesehatan Indonesia
2002-3). Angka ASI Eksklusif masih rendah yaitu hanya 7,8% di antara bayi-bayi
yang diberi ASI sampai 6 bulan. Pemberian ASI dikenal sebagai salah satu yang
memberikan pengaruh yang paling kuat terhadap kelangsungan hidup anak,
pertumbuhan dan perkembangan. Inisiasi menyusui dini
dalam 1 jam pertama dapat mencegah 22% kematian bayi di bawah umur 1 bulan di
negara-negara berkembang. Lebih jauh lagi, pencapaian 6 bulan ASI Eksklusif
bergantung pada keberhasilan inisiasi dalam 1 jam pertama. Keterlibatan tenaga
kesehatan dalam pertolongan persalinan adalah kunci tercapainya inisiasi
menyusu dini (JNPK-KR, 2008, p.1).
Jika tokoh agama sebagai suatu tokoh yang
memegang peranan penting dalam lingkungan masyarakat, lalu apa peran tokoh
agama dalam inisiasi menyusui dini?. Hal ini lah yang melatarbelakangi kami
dalam penyusunan makalah ini.
1.2 Tujuan
Penulisan
1.
Tujuan
Umum
Meningkatkan
kemampuan mahasiswi dalam pendekatan sosial budaya dalam praktek kebidanan
2.
Tujuan
Khusus
a. Menambah wawasan para
mahasiswi mengenai materi yang dibahas dalam makalah ini.
b. Mengembangkan pemahaman para mahasiswi
tentang peran tokoh agama dalam sosialisasi inisiasi menyusui dini.
c. Meningkatkan keterampilan para Mahasiswa
dalam membuat makalah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Pengertian Peran
Istilah peran dalam “Kamus
Besar Bahasa Indonesia” mempunyai arti pemain sandiwara (film), tukang lawak
pada permainan makyong, perangkat tingkah yang diharapkan dimiliki oleh orang
yang berkedudukan di masyarakat.
Pengertian peran
menurut Soerjono Soekanto (2002:243), yaitu peran merupakan aspek dinamis
kedudukan (status), apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai
dengan kedudukannya, maka ia menjalankan suatu peranan. Dari hal diatas lebih
lanjut kita lihat pendapat lain tentang peran yang telah ditetapkan sebelumnya
disebut sebagai peranan normatif. Sebagai peran normatif dalam hubungannya
dengan tugas dan kewajiban dinas perhubungan dalam penegakan hukum mempunyai
arti penegakan hukum secara total enforcement, yaitu penegakan hukum
secara penuh, (Soerjono Soekanto 1987: 220).
Peran merupakan aspek
dinamis dari kedudukan (status) yang dimiliki oleh seseorang, sedangkan status
merupakan sekumpulan hak dan kewajiban yang dimiliki seseorang apabila seseorang
melakukan hak-hak dan kewajiban-kewajiban sesuai dengan kedudukannya, maka ia
menjalankan suatu fungsi.
Hakekatnya peran juga dapat
dirumuskan sebagai suatu rangkaian perilaku tertentu yang ditimbulkan oleh
suatu jabatan tertentu. Kepribadian seseorang juga mempengaruhi bagaimana peran
itu harus dijalankan. Peran yang dimainkan hakekatnya tidak ada perbedaan, baik
yang dimainkan / diperankan pimpinan tingkat atas, menengah maupun bawah akan
mempunyai peran yang sama
Peran merupakan tindakan atau perilaku
yang dilakukan oleh seseorang yang menempati suatu posisi di dalam status
sosial, syarat-syarat peran mencangkup 3 (tiga) hal, yaitu :
1.
Peran meliputi norma-norma yang
dihubungkan dengan posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat. Peranan dalam
arti ini merupakan rangkaian peraturan-peraturan yang membimbing seseorang
dalam kehidupan kemasyarakatan.
2.
Peran adalah suatu konsep
perilaku apa yang dapat dilaksanakan oleh individu-individu dalam masyarakat
sebagai organisasi. Peran juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu, yang
penting bagi struktur sosial masyarakat.
3.
Peran adalah suatu rangkaian
yang teratur yang ditimbulkan karena suatu jabatan. Manusia sebagai makhluk
sosial memiliki kecenderungan untuk hidup berkelompok. Dalam kehidupan berkelompok
tadi akan terjadi interaksi antara anggota masyarakat yang satu dengan anggota
masyarakat yang lainnya. Tumbuhnya interaksi diantara mereka ada saling
ketergantungan. Dalam kehidupan bermasyarakat itu munculah apa yang dinamakan
peran (role).
Peran merupakan aspek yang
dinamis dari kedudukan seseorang, apabila seseorang melaksanakan hak-hak dan
kewajibannya sesuai dengan kedudukannya maka orang yang bersangkutan
menjalankan suatu peranan.
Dari beberapa pengertian diatas, penulis
menyimpulkan bahwa peran adalah suatu sikap atau perilaku yang diharapkan oleh
banyak orang atau sekelompok orang terhadap seseorang yang memiliki status atau
kedudukan tertentu. Berdasarkan hal-hal diatas dapat diartikan bahwa apabila
dihubungkan dengan dinas perhubungan, peran tidak berarti sebagai hak dan
kewajiban individu, melainkan merupakan tugas dan wewenang dinas perhubungan.
2.2 Peran Tokoh Agama
Sebagai pewaris para nabi
peran dan tanggung jawab tokoh agama menurut Umar Hasyim dalam bukunya mencari
ulama pewaris para nabi adalah :
1. Sebagai da’i dan penyiar agama Islam,
2. Sebagai pemimpin rohani
3. Sebagai pengemban amanah Allah
4. Sebagai pembina umat
5. Sebagai penuntun umat
6. Sebagai penegak kebenaran
1. Sebagai da’i dan penyiar agama Islam,
2. Sebagai pemimpin rohani
3. Sebagai pengemban amanah Allah
4. Sebagai pembina umat
5. Sebagai penuntun umat
6. Sebagai penegak kebenaran
2.3 Inisiasi Menyusu Dini
1.
Definisi
Inisiasi menyusu dini (early
initiation) atau permulaan menyusu dini adalah bayi mulai menyusu sendiri
setelah lahir. Cara bayi melakukan inisiasi menyusu dini dinamakan the
breast crawl atau merangkak mencari payudara (Roesli, 2008, p.3). Jika bayi
baru lahir segera dikeringkan dan diletakkan di perut ibu dengan kontak kulit
ke kulit dan tidak dipisahkan dari ibunya setidaknya satu jam, semua bayi akan
melalui lima tahapan perilaku (pre-feeding behaviour) sebelum ia
berhasil menyusui (Saleha, 2009, p.28).
2.
Keuntungan
Inisiasi Menyusu Dini Bagi Ibu dan Bayi
a.
Keuntungan kontak kulit dengan kulit
untuk bayi (JNPK-KR, 2008,p.1-2)
b.
Mengoptimalkan keadaan hormonal
ibu dan bayi
c.
Kontak memastikan perilaku optimum
menyusu berdasarkan insting dan bisa diperkirakan :
1)
Menstabilkan pernapasan
2)
Mengendalikan temperatur tubuh
bayi
3)
Memperbaiki atau mempunyai pola
tidur yang lebih baik
4)
Mendorong ketrampilan bayi untuk
menyusu yang lebih cepat dan efektif
5)
Meningkatkan kenaikan berat badan
(kembali ke berat lahirnya lebih cepat)
6)
Meningkatkan antara hubungan ibu
dan bayi
7)
Tidak perlu banyak menangis selama
satu jam pertama
8)
Menjaga kolonisasi kuman yang aman
dari ibu di dalam perut bayi sehingga memberikan perlindungan terhadap infeksi
9)
Bilirubin akan lebih cepat normal
dan mengeluarkan mekonium lebih cepat sehingga menurunkan kejadian ikterus bayi
baru lahir
10)
Kadar
gula dan parameter biokimia lain yang lebih baik selama beberapa jam pertama
hidupnya
d. Keuntungan kontak
kulit dengan kulit untuk ibu
1) Merangsang produksi oksitosin dan prolaktin
pada ibu
2) Oksitosin :
a)
Membantu
kontraksi uterus sehingga perdarahan pasca persalinan lebih rendah
b)
Merangsang
pengeluaran kolostrum
c)
Penting
untuk kelekatan hubungan ibu dan bayi
d)
Ibu lebih
tenang dan lebih tidak merasa nyeri pada saat plasenta lahir dan prosedur pasca
persalinan lainnya
3) Prolaktin :
a)
Meningkatkan
produksi ASI
b)
Membantu
ibu mengatasi stress. Mengatasi stress
adalah fungsi oksitosin.
c)
Mendorong
ibu untuk tidur dan relaksasi setelah bayi selesai menyusu
d)
Menunda
ovulasi
3. Keuntungan menyusu
dini untuk bayi
a)
Makanan
dengan kualitas dan kuantitas optimal agar kolostrum segera keluar yang
disesuaikan dengan kebutuhan bayi
b)
Memberikan
kesehatan bayi dengan kekebalan pasif yang segera kepada bayi. Kolostrum adalah
imunisasi pertama bagi bayi 18
c)
Meningkatkan
kecerdasan
d)
Membantu
bayi mengkoordinasikan hisap, telan dan napas
e)
Meningkatkan
jalinan kasih sayang ibu-bayi
f)
Mencegah
kehilangan panas
g)
Merangsang
kolostrum segera keluar
4. Keuntungan menyusu dini untuk ibu
a)
Merangsang
produksi oksitosin dan prolaktin
b)
Meningkatkan
keberhasilan produksi ASI
c)
Meningkatkan
jalinan kasih sayang ibu-bayi
5. Memulai menyusu dini akan :
a)
Mengurangi
22% kematian bayi berusia 28 hari kebawah
b)
Meningkatkan
keberhasilan menyusui secara eksklusif dan meningkatkan lamanya bayi disusui
c)
Merangsang
produksi susu
d)
Memperkuat
reflek menghisap bayi. Reflek menghisap awal pada bayi paling kuat dalam beberapa
jam pertama setelah lahir
BAB III
PEMBAHASAN
3.1
Keterkaitan Peran Tokoh Agama Dalam Sosialisasi
Inisiasi Menyusu Dini
Peranan
dan fungsi Tokoh Masyarakat, Umat Beragama dan Lembaga Kerukunan yang meliputi
pemeliharaan kedamaian, rukun dalam masyarakat, taat hukum dan perundang-undangan,
serta pelayanan kepada umat dilakukan oleh Lembaga keumatan selaku partner
negara bersama seluruh masyarakat dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia. Pemberian ASI dari sudut pandang agama dianggap penting untuk
mempertajam dakwah yang dilakukan ustadz dan ustadzah terhadap para jamaahnya.
Peran tokoh agama
sebagai da’I dan penyiar agama, penuntun umat, serta pembina umat manusia
memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan bermasyarakat. Nasihat dan
tindakan para tokoh masyarakat dan pemuka agama selalu memiliki pengaruh dalam
masyarakat. Peran mereka dalam manyebarluaskan berbagai kebajikan, ilmu yang
berguna, dan ajaran yang berlaku begitu besar. Dalam hal ini tokoh agama
memberikan pengetahuan mengenai inisiasi menyusui dini tentang informasi yang
lebih lengkap mengenai pemberian ASI, memamparkan bahaya pemberian formula,
serta menekankan kembali anjuran pemberian ASI dari sudut pandang agama yang
kini masih kurang dipahami oleh masyarakat.seoerti yang kita ketahui, bahwa
kebanyakan masyarakat lebih percaya pada perkataan tokoh agama/tokoh masyarakat
yang dihormati dibandingkan dengan perkataan tenaga kesehatan atau ahli
laktasi.
Para ustadz dan ustadzah sering berhadapan
langsung dengan masyarakat dan dipercaya untuk menjawab berbagai pertanyaan,
termasuk mengenai menyusui. Melalui mereka, diharapkan informasi mengenai
pentingnya pemberian ASI eksklusif bisa sampai ke lapisan masyarakat yang lebih
luas, peran serta tokoh agama sebagai salah
satu pendukung pemberian ASI eksklusif diharapkan dapat menjadi salah satu
kunci keberhasilan menyusui, karena mereka dapat meyakinkan nilai kebaikan dari
pemberian ASI dari sisi syariah kepada para jamaahnya.
dr. Sri Kusuma Hartani mengatakan di Indonesia
perilaku sadar ASI Eksklusif tidak hanya tergantung dari kaum ibu saja. Dukungan dari suami, orang tua, dan lingkungan sekitar juga penting
untuk dapat menciptakan perubahan perilaku. Demikian pula dukungan dari tokoh
agama yang dekat dengan keseharian masyarakat. Peran Ustadz dan Ustadzah untuk
mengedukasi masyarakat mengapa ASI Eksklusif dan Inisiasi Menyusu Dini penting bagi
tumbuh kembang bayi.
Inna Banani (ketua divisi edukasi AIMI) mengatakan diangkatnya tema ASI dari sudut pandang agama dianggap
penting untuk mempertajam dakwah yang dilakukan ustadz dan ustadzah terhadap
para jamaahnya.
“Para ustadz dan ustadzah
sering berhadapan langsung dengan masyarakat dan dipercaya untuk menjawab
berbagai pertanyaan, termasuk mengenai menyusui. Melalui mereka, diharapkan
informasi mengenai pentingnya pemberian ASI eksklusif bisa sampai ke lapisan
masyarakat yang lebih luas," jelasnya peran serta tokoh agama sebagai
salah satu pendukung pemberian ASI eksklusif diharapkan dapat menjadi salah
satu kunci keberhasilan menyusui, karena mereka dapat meyakinkan nilai kebaikan
dari pemberian ASI dari sisi syariah kepada para jamaahnya.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Peran serta tokoh agama sebagai tokoh sentral
yang memberikan pengaruh bagi masyarakat dapat menjadi salah satu pendukung
pemberian ASI ekslusif. Dengan adanya keterlibatan tokoh agama dalam
sosialisasi inisisasi menyusui dini ini diharapkan bisa menjadi salah satu
kunci keberhasilan pemberian ASI dengan segala keajaibannya. Keajaiban ASI
sebagaimana tercakup, bahkan diperintahkan dalam Al-Quran, dapat diteruskan
oleh para ustadz-ustadzah dengan meyakinkan nilai kebaikan dari pemberian ASI
dari sisi syariah, bahkan medis kepada para jamaah.
4.2
Saran
Semoga para tokoh agama dapat berperan sebagai
duta ASI untuk menjangkau kelompok masyarakat yang lebih luas, memberikan
informasi dan pemahaman tentang ASI melalui pendekatan ajaran agama.
DAFTAR PUSTAKA
aimi-asi.org/siaran-pers-seminar-ustadz-dan-ustadzah/
digilib.unila.ac.id
eprints.uny.ac.id
repository.usu.ac.id
www.bimbingan.org-peran-tokoh-agama-dalam-masyarakat.html